Yang Hidup dari Pedang, akan Mati karena Pedang.
Muslim yang Hidup dari PENGHAPUSAN DOSA, akan Mati oleh Muslim Lain yang Hidup dari
PENGHAPUSAN DOSA
Umat Muslim Itu Sendiri yang Paling MERUGI Masuk dan Memeluk Agama Islam
Question: Mengapa umat muslim, menyebut kaum NON sebagai kaum paling “merugi”, maksudnya apa?
Brief Answer: Ibarat bisul, janganlah kita menertawakan
ataupun melecehkan seseorang yang memiliki masalah semisal bisul pada
bokongnya. Semua orang bisa kena bisul, tanpa terkecuali, termasuk para muslim,
juga termasuk Anda. Menjadi korban, bisa menimpa siapa saja, tidak terkecuali
para muslim itu sendiri yang dilukai, dirugikan, dan disakiti oleh sesama muslim.
Muslim yang menyakiti sesama muslim tersebut, muslim yang menjadi korban adalah
percuma dan hanya buang-buang waktu saja melapor atau mengadu kepada Allah. Mengapa?
Karena Allah versi agama islam telah ternyata lebih PRO terhadap pendosa.
Artinya, yang paling merugi ialah para muslim itu
sendiri, dimana para muslim menjadi tidak takut berlomba-lomba dan berbondong-bondong
mengoleksi segudang dosa, menimbun diri dengan segunung dosa, kerbubang dalam lautan
dosa, dimana ideologi KORUP bernama “PENGHAPUSAN DOSA” sifatnya selalu bundling
dengan “DOSA-DOSA UNTUK DIHAPUSKAN”. Bayangkan ada seorang muslim, yang
istrinya diperkosa atau bahkan berselingkuh dengan muslim lainnya. Sang muslim
yang berdosa tersebut, lalu dimasukkan ke surga semata karena ia adalah seorang
muslim yang rajin menyembah dan menjilat bokong Allah. Alhasil, muslim yang
jadi korban hanya bisa “gigit jari”. Sehingga, siapa yang sejatinya paling
merugi di sini? Ingat, sekali lagi, semua muslim bisa kena dan terjangkit “bisul”
alias menjadi KORBAN itu sendiri (dikorbankan oleh sesama muslim lainnya).
PEMBAHASAN:
Mungkin alasan paling utama mengapa para muslim
memandang bahwa masuk islam dan memeluk islam adalah “UNTUNG” dan tidak menjadi
muslim adalah “MERUGI”, semata agar sang muslim dapat bebas-leluasa menggauli
dan menyetubuhi babu-nya di rumah, tanpa dapat disebut sebagai berzina : “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (Q.S. an-Nisa` [4]: 3).
Sialnya para muslim, ketika mereka disakiti,
dilukai, dan dirugikan oleh sesama muslim, muslim yang menyakiti, melukai, dan
merugikan tersebut justru akan dibela dan dianak-emaskan oleh Allah—kesemuanya
dikutip dari Hadis Sahih Muslim:
- No.
4852 : “Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Ku dengan membawa kesalahan sebesar isi
bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan
ampunan sebesar itu pula.”
- No.
4857 : “Barang siapa membaca Subhaanallaah
wa bi hamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam
sehari, maka dosanya akan dihapus,
meskipun sebanyak buih lautan.”
- No.
4863 : “Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengajarkan kepada orang yang baru masuk Islam dengan do'a;
Allaahummaghfir lii warhamnii wahdinii warzuqnii'. (Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku,
tunjukkanlah aku, dan anugerahkanlah aku rizki).”
- No.
4864 : “Apabila ada seseorang yang masuk
Islam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarinya tentang shalat kemudian
disuruh untuk membaca do'a: Allaahummaghfir lii warhamnii wahdinii wa'aafini
warzuqnii'. (Ya Allah, ampunilah aku,
kasihanilah aku, tunjukkanlah aku, sehatkanlah aku dan anugerahkanlah aku
rizki).”
- No.
4865 : “Ya Rasulullah, apa yang sebaiknya
saya ucapkan ketika saya memohon kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha
Agung?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Ketika kamu
memohon kepada Allah, maka ucapkanlah doa sebagai berikut; 'Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku,
selamatkanlah aku,”
- Aku
mendengar Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Jibril menemuiku dan memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja
yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga.” Maka saya bertanya,
‘Meskipun dia mencuri dan berzina? ‘ Nabi menjawab: ‘Meskipun dia mencuri dan juga berzina’.” [Shahih
Bukhari 6933]
- Dari Anas radhiallahu ‘anhu, ia berkata :
Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : Allah
ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap
kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi.
Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai
setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi
ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan
sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan
sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih) [Tirmidzi No.
3540]
“Standar
moral” semacam apakah, yang menjadi sunnah nabi rasul Allah? Telah ternyata
berupa teladan MABUK dan MENCANDU PENGHAPUSAN DOSA—juga masih dikutip dari
Hadis Muslim:
- No.
4891. “Saya pernah bertanya kepada Aisyah
tentang doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memohon kepada Allah Azza wa Jalla. Maka Aisyah
menjawab; 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa
sebagai berikut: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan
yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan.’”
- No.
4892. “Aku bertanya kepada Aisyah tentang
do'a yang biasa dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia
menjawab; Beliau membaca: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku
lakukan dan yang belum aku lakukan.’”
- No.
4893. “dari 'Aisyah bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam di dalam do'anya membaca: ‘Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari keburukkan
sesuatu yang telah aku lakukan, dan dari keburukkan sesuatu yang belum aku
lakukan.’”
- No. 4896. “dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bahwasanya beliau pemah berdoa sebagai berikut: ‘Ya Allah, ampunilah kesalahan, kebodohan, dan
perbuatanku yang terlalu berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah
kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah aku dalam kesungguhanku, kemalasanku, dan ketidaksengajaanku serta kesengajaanku yang semua itu ada pada
diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas
dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan, dosa yang
aku perbuat dengan terang-terangan dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya
daripada aku,”
- Aisyah
bertanya kepada Rasulullah SAW, mengapa suaminya shalat malam hingga kakinya
bengkak. Bukankah Allah SWT telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang dulu
maupun yang akan datang? Rasulullah menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi
seorang hamba yang banyak bersyukur?” [HR
Bukhari Muslim]
Pada zamannya, muhammad berhasil me-muslim-kan
semua orang-orang Arab. Artinya, muhammad mengorbankan dan menumbalkan para
muslim, sehingga muhammad hidup berkubang dosa-dosa yang butuh dihapus dosa-dosanya
tersebut. Jangankan sesama muslim (menyakiti, melukai, dan merugikan sesama
muslim), demi bisa bersetubuh dengan puluhan bidadari berdada montok di surga,
Abraham / Ibrahim tega hendak menyembelih dan merampas hak hidup anak
kandungnya sendiri yang juga seorang muslim (Ishaq / Ismail)—terlebih terhadap
sesama muslim yang tidak memiliki ikatan darah sama sekali.
Berkebalikan dan bertolak-belakang dari ajaran
KORUP di atas, Sang Buddha secara tegas tanpa kompromi bersabda:
[dikutip dari Dhammapada dan Aṅguttara Nikāya]
316. Barangsiapa malu
terhadap hal tak memalukan, tidak malu terhadap hal memalukan; mereka yang
memegang pandangan keliru itu akan menuju ke alam sengsara.
317. Juga, barangsiapa takut
terhadap hal tak menakutkan, tidak takut terhadap hal menakutkan; mereka yang
memegang pandangan keliru itu akan menuju ke alam sengsara.
318. Barangsiapa menganggap
tercela terhadap hal tak tercela, menganggap tak tercela terhadap hal tercela;
mereka yang memegang pandangan keliru itu akan menuju ke alam sengsara.
319. Sebaliknya, barangsiapa
menyadari hal tercela sebagai yang tercela, menyadari hal tak tercela sebagai
yang tak tercela; mereka yang memegang pandangan benar itu akan menuju ke alam
bahagia.
“Para bhikkhu, ada empat jenis
orang ini terdapat di dunia. Apakah empat ini? Orang yang mengikuti arus; orang
yang melawan arus; orang yang kokoh dalam pikiran; dan orang yang telah
menyeberang dan sampai di seberang, sang brahmana yang berdiri di atas daratan
yang tinggi.
(1) “Dan apakah orang yang
mengikuti arus? Di sini, seseorang menikmati kenikmatan indria dan melakukan
perbuatan-perbuatan buruk. Ini disebut orang yang mengikuti arus.
(2) “Dan apakah orang yang
melawan arus? Di sini, seseorang tidak menikmati kenikmatan indria atau
melakukan perbuatan-perbuatan buruk. Bahkan dengan kesakitan dan kesedihan,
menangis dengan wajah basah oleh air mata, ia menjalani kehidupan spiritual
yang lengkap dan murni. Ini disebut orang yang melawan arus.
“Para bhikkhu, dengan memiliki
lima kualitas, seseorang ditempatkan di neraka seolah-olah dibawa ke sana.
Apakah lima ini?
(1) Tanpa menyelidiki dan
tanpa memeriksa, ia memuji seorang yang layak dicela.
(2) Tanpa menyelidiki dan
tanpa memeriksa, ia mencela seorang yang layak dipuji.
“Para bhikkhu, dengan memiliki
lima kualitas, seorang bhikkhu tuan rumah ditempatkan di surga seolah-olah
dibawa ke sana. Apakah lima ini?
(1) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia mencela seorang yang
layak dicela.
(2) Setelah menyelidiki dan setelah memeriksa, ia memuji seorang yang
layak dipuji.