Kata Allah : Wahai Para Muslim, Mengepa Engkau Meng-HARAM-kan Apa yang telah Allah HALAL-kan Bagi Engkau?

Hanya AGAMA DOSA, yang Mempromosikan PENGHAPUSAN DOSA bagi Pendosa

Bung, Hanya Seorang PENDOSA yang Butuh PENGHAPUSAN DOSA!

Segalanya HALAL dalam Islam, DOSA di-Bundling / Komplomenter dengan PENGHAPUSAN DOSA, Sempurna (PERFECT CRIME)!

Question: Mengapa saya selalu merasa, kaum muslim selama ini merupakan para “munafik teriak munafik”? Setiap harinya mereka berdoa memohon agar dosa-dosa mereka diampuni atau dihapus, dan itu mereka ucapkan bahkan di speaker eksternal tempat ibadah mereka dan dipertontonkan lewat sinetron religi, tanpa rasa malu terlebih di-tabu-kan. Setiap hari raya idul fitri mereka pesta-pora “dosa-dosa setahun dihapuskan” sekalipun konsumsi mereka meningkat drastis selama bulan ramadhan, dan meninggal dunia pun sanak keluarganya lewat toa pengeras suara mengumandangkan doa-doa permohonan “penghapusan dosa” bagi sang almarhum pendosa. Tampaknya, Tuhan mereka lebih PRO terhadap pendosa daripada bersikap adil terhadap kalangan korban. Itu “agama suci” ataukah “agama dosa”, kok begitu banget yang menjadi idaman, harapan, atau dambaan para “agamais” tersebut?

Brief Answer: Antara ajaran atau dogma berupa larangan dan mengharamkan ini maupun itu, namun disaat bersamaan juga mengajarkan dogma-dogma “PENGAMPUNAN / PENGHAPUSAN DOSA” maupun “PENEBUSAN DOSA”, maka terjadilah apa yang disebut sebagai “contradictio in terminis” alias dua proposisi yang sejatinya saling menegasikan satu sama lainnya. Jika menjadi pendosa pun masuk surga berkat “PENGHAPUSAN DOSA” (abolition of sins), maka pertanyaan relevannya ialah : untuk apa juga, menjadi orang baik?—demotivasi untuk menjadi orang baik dan disaat bersamaan menjadi motivasi untuk berkubang dalam lautan dosa, produktif dalam mencetak dosa-dosa, serta bangga mengoleksi segudang dosa.

PEMBAHASAN:

Pendosa, namun hendak berceramah perihal akhlak, hidup suci, baik, lurus, mulia, agung, jujur, bersih, luhur, dan mulia? Itu ibarat ORANG BUTA yang hendak menuntun para butawan lainnya, neraka pun dipandang dan diyakini sebagai surga, dan berbondong-bondong para butawan-pengecut tersebut melaju deras menuju lembah nista penuh dosa demikian. Babi, disebut sebagai HARAM. Namun, ideologi KORUP bagi “KORUPTOR DOSA” bernama “PENGHAPUSAN DOSA”, disebut sebagai HALAL serta dijadikan maskot “halal lifestyle” membuat para pemeluknya mabuk serta “KECANDUAN PENGHAPUSAN DOSA”. AURAT TERBESAR bukanlah tubuh yang seksi, namun “MABUK dan KECANDUAN PENGHAPUSAN DOSA” yang sifatnya selalu bundling dengan “DOSA-DOSA UNTUK DIHAPUSKAN”.

Adalah munafik sepenuhnya, ketika terdapat kalangan muslim yang seolah-olah berkampanye menolak serta menjauhi ataupun meng-haram-kan praktik perjud!an, mencuri, berzina, menipu, berkata dusta, korupsi, mabuk-mabukan, menganiaya, membunuh, merampok, ingkar janji, dan segala maksiat lainnya. Anda tahu, mengapa puluhan nabi yang diutus Allah gagal total memusnahkan satupun maksiat paling primintif dalam sejarah umat manusia? Karena Allah butuh maksiat maupun dosa, agar umatnya memakan serta termakan ideologi KORUP (too good to be true) bernama “PENGHAPUSAN DOSA”.

Wahai para muslim, janganlah munafik, mengapa engkau MENGHARAMKAN apa yang telah Allah HALALKAN bagi engkau?—kesemuanya dikutip dari Hadis Sahih Muslim:

- No. 4852 : “Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Ku dengan membawa kesalahan sebesar isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula.

- No. 4857 : “Barang siapa membaca Subhaanallaah wa bi hamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.

- No. 4863 : “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada orang yang baru masuk Islam dengan do'a; Allaahummaghfir lii warhamnii wahdinii warzuqnii'. (Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, tunjukkanlah aku, dan anugerahkanlah aku rizki).”

- No. 4864 : “Apabila ada seseorang yang masuk Islam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarinya tentang shalat kemudian disuruh untuk membaca do'a: Allaahummaghfir lii warhamnii wahdinii wa'aafini warzuqnii'. (Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, tunjukkanlah aku, sehatkanlah aku dan anugerahkanlah aku rizki).”

- No. 4865 : “Ya Rasulullah, apa yang sebaiknya saya ucapkan ketika saya memohon kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Ketika kamu memohon kepada Allah, maka ucapkanlah doa sebagai berikut; 'Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku,”

- Aku mendengar Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Jibril menemuiku dan memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga.” Maka saya bertanya, ‘Meskipun dia mencuri dan berzina? ‘ Nabi menjawab: ‘Meskipun dia mencuri dan juga berzina’.” [Shahih Bukhari 6933]

- Dari Anas radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula. (HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih) [Tirmidzi No. 3540]

Inilah yang disebut sebagai “orang SUCI” dan “Agama SUCI” yang bersumber dari “Kitab SUCI”, sekalipun hanya seorang PENDOSA yang butuh PENGHAPUSAN DOSA, selera para “orang BUTA” yang tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang terpuji dan mana yang tercela, serta mana yang kotor dan mana yang mulia—juga masih dikutip dari Hadis Muslim:

- No. 4891. “Saya pernah bertanya kepada Aisyah tentang doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memohon kepada Allah Azza wa Jalla. Maka Aisyah menjawab; 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa sebagai berikut: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan.’

- No. 4892. “Aku bertanya kepada Aisyah tentang do'a yang biasa dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia menjawab; Beliau membaca: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan.’

- No. 4893. “dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam do'anya membaca: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukkan sesuatu yang telah aku lakukan, dan dari keburukkan sesuatu yang belum aku lakukan.’”

- No. 4896. “dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau pemah berdoa sebagai berikut: ‘Ya Allah, ampunilah kesalahan, kebodohan, dan perbuatanku yang terlalu berlebihan dalam urusanku,  serta ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah aku dalam kesungguhanku, kemalasanku, dan ketidaksengajaanku serta kesengajaanku yang semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan, dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku,”

- Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW, mengapa suaminya shalat malam hingga kakinya bengkak. Bukankah Allah SWT telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang dulu maupun yang akan datang? Rasulullah menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” [HR Bukhari Muslim]

Para muslim, telah jelas vonis hidupnya, yakni : menjalani hidup rendah sebagai seorang PENDOSA PECANDU PENGHAPUSAN DOSA, dan matinya pun menyandang gelar sebatas sebagai seorang PENDOSA PECANDU PENGHAPUSAN DOSA (manusia HINA). Lantas, pertanyaannya, dimana letak frasa “SUCI”-nya dari agama islam, selain sekadar judul atau merek pada kitab agama mereka? Orang baik ataupun orang suci, namun NONmuslim, masuk surga ataukah neraka? Itu yang disebut “Agama SUCI” ataukah “Agama DOSA” (dimana para PENDOSA menjadi pemeluknya)? Terhadap dosa dan maksiat, begitu kompromistik. Namun terhadap kaum yang berbeda keyakinan, begitu intoleran.