KRIMINAL PSIKOPAT EGOISTIK yang Disembah dan Ditiru oleh para Umat Agama Samawi, IBRAHIM / ISMAIL Menyembelih Anak

Di mata kawanan orang jahat, rekan / kawan jahatnya yang berhasil berbuat kejahatan besar, akan dipuji dan dikatakan sebagai hebat, dan memberinya penghormatan karena telah membuat “prestasi” besar.

Orang jahat, menurut Sang Buddha, ibarat “orang buta”, yang tidak mampu membedakan mana yang buruk dan mana yang baik, mana yang terpuji dan mana yang tercela.

Anda tahu, bagaimana sejarah cikal-bakal praktik jahat semacam PESUGIHAN?

PESUGIHAN, bukanlah WHITE MAGIC, namun BLACK MAGIC. Atas dasar apakah?

Keajaiban Dibalik Memahami bahwa “Hidup adalah DUKKHA”, Mengakuinya Bisa Meneduhkan dan Menyejukkan Batin

Tidak banyak orang yang menyangka, bahwa dengan mengakui bahwa “hidup adalah DUKKHA”, mampu membuat hidup kita setidaknya lebih damai, sejuk, teduh, dan tenteram—tanpa lagi dikuasai oleh kegelisahan tanpa ujung pangkal.

Dogma sebaliknya, yang diajarkan oleh agama samawi, bahwa “hidup adalah NIKMAT”, justru ibarat “menyiram bensin ke dalam bara api yang sedang menyala” atau ibarat “meminum air laut untuk melepaskan dahaga”.

Untuk mencari obat “pelipur lara”, bukan dengan memungkiri kenyataan dan realita yang mengikat seluruh makhluk yang masih terkondisikan, yakni hukum mengenai segalanya ialah : selalu berubah, dukkha, dan tiada inti diri.

Agama yang OPTIMISTIK Vs. Agama yang PESIMISTIK, Peluk yang Mana? Orang Cerdas Pilih Agama OPTIMISTIK

Agama yang OPTIMISTIK mengajarkan, setiap orang yang baik dapat masuk surga, tanpa terkecuali, sekalipun Ateis.

Sebaliknya, agama yang PESIMISTIK mengajarkan, hanya seorang “PECANDU PENGHAPUSAN DOSA” dan yang “menggadaikan otaknya demi iman setebal tembok beton yang tidak tembus oleh cahaya ilahi manapun”, yang memonopoli surga.

Mengapa ada orang yang justru memilih memeluk agama yang PESIMISTIK?

That is What is Called MENTAL POWER. Inilah yang Disebut sebagai KEKUATAN MENTAL

HERY SHIETRA, That is What is Called MENTAL POWER. Inilah yang Disebut sebagai KEKUATAN MENTAL

Even though we find disappointment in life,

But we do not escape into intoxicating liquor.

That is what is called mental power.

Even though we are treated badly by others,

But we do not participate in treating ourselves badly.

That is what is called mental power.

Bahagia dalam Keindahan “KAFIR LIFESTYLE”. KAFIR Vs. PENDOSA PECANDU “PENGHAPUSAN DOSA” Bernama Muslim

Memuliakan Tuhan, adalah dengan cara menjadi manusia yang mulia—bukan dengan menjadi seorang “pendosa penjilat penuh dosa” yang mencandu “PENGHAPUSAN DOSA”.

Bung, hanya seorang PENDOSA, yang butuh “PENGHAPUSAN DOSA”.

Jadilah umat “Agama SUCI” ataupun “Agama KSATRIA”, jangan menjadi umat pemeluk “Agama DOSA” yang mempromosikan “PENGHAPUSAN DOSA” (bagi PENDOSA, tentunya) alih-alih mengkampanyekan gaya hidup higienis dari dosa.

Menjadi Kafir, adalah “berkah / anugerah terbesar”. Atas alasan apakah?

Makna HIDAYAH : Dari Semula Toleran menjadi INTOLERAN, HAUS DARAH, dan MENCANDU PENGHAPUSAN DOSA (bagi PENDOSA, Tentunya)

Apa yang dimaksud dengan “hidayah”?

Mengapa kaum muslim, begitu delusif dengan merasa dirinya merupakan kaum paling superior, yang berhak menghakimi kaum lain seakan “polisi moral” yang sudah “bermoral”?

Faktanya, mereka merupakan PECANDU “PENGHAPUSAN DOSA”—sekalipun, hanya seorang PENDOSA yang butuh PENGHAPUSAN DOSA—yang terlampau pemalas untuk menanam benih-benih Karma Baik dan disaat bersamaan terlampau pengecut untuk bertanggung-jawab atas perbuatan-perbuatan buruk mereka sendiri, alias kasta paling rendah, hina, kotor, tercela, buruk, busuk, ternoda, dan dangkal.