STANDAR GANDA Umat Muslim, Semua Halal Bila Diberi Merek Islam, Sekalipun Cium-Cium Batu HItam

Mari kita bermain “permainan logika” berikut, yang telah kami rancang khusus untuk menguji tingkat SQ sekaligus IQ Anda, agar Anda bisa mengetahui kaitan erat antara IQ dan tingkat SQ seseorang.

Ada agama yang bernama Agama Malsi, ajarannya seperti ini:

- “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan ‘TIDAK ADA TUHAN SELAIN HALLA DAN BAHWA DAMMAHUM RASUL HALLA, menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan melakukan talahs dengan kami. Apabila mereka melakukan hal tersebut, niscaya kami diharamkan MENUMPAHKAN DARAH dan MERAMPAS HARTA mereka.”

Alkohol, Haram. MABUK PENGHAPUSAN DOSA, HALAL. Kecanduan DOSA Bundling PENGHAPUSAN DOSA, Agama DOSA

Minum alkohol, dibilang haram.

Tapi, mabuk serta kecanduan PENGHAPUSAN DOSA, dibilang halal.

Itu “Agama SUCI” ataukah “Agama DOSA”?

Jujur, saya heran, dimana letak “SUCI”-nya dari Kitab yang justru mempromosikan PENGHAPUSAN DOSA bagi PENDOSA berikut—kesemuanya dikutip dari Hadis Sahih Muslim:

HUKUM MATI KORUPTOR Bernama Umat Agama SAMAWI Pendosa Pecandu PENGHAPUSAN DOSA, Dogma Ideologi KORUP bagi yang KORUP

Ada seorang muslim yang selalu berteriak-teriak “HUKUM MATI KORUPTOR! POTONG TANGAN PENCURI!

Si dungu itu tidak sadar, bahwa dirinya sendiri adalah KORUPTOR itu sendiri yang setiap harinya MABUK dan MENCANDU ideologi KORUP bernama iming-iming “PENGHAPUSAN / PENGAMPUNAN / PENEBUSAN DOSA”.

Bung, hanya seorang PENDOSA yang butuh “PENGHAPUSAN DOSA” ataupun istilah korup sejenis lainnya (abolition of sins).

Penyebab Puluhan Nabi GAGAL TOTAL Menghapus Satupun Maksiat/Dosa, Allah Butuh PENDOSA PENJILAT PECANDU PENGHAPUSAN DOSA

Konon, menurut agama-agama samawi, puluhan nabi telah pernah diutus oleh Allah, namun telah ternyata GAGAL TOTAL menghapus satupun maksiat paling primitif yang dikenal dalam sejarah umat manusia.

Mulai dari berjudi, berkata kasar, memfitnah, berbohong, menipu, memerkosa, menganiaya, membunuh, selingkuh, berzina, mencuri, merampok, mabuk, dan lain sebagainya—kejahatan-kejahatan mana sudah sejak ada sejak peradaban manusia dimulai.

Pernahkah Anda bertanya : Apa penyebabnya?

Kolom AGAMA dalam KTP : Agama SUCI, Agama KSATRIA, atau Agama DOSA. Anda Umat Agama yang Mana?

Sungguh picik serta naif—bila tidak dapat disebut sebagai negarawan yang “kerdil” perspektif berpikirnya—ketika masyarakat dipaksa untuk mencantumkan suatu agama tertentu dalam kolom “AGAMA” sebuah KTP (Kartu Tanda Penduduk) seorang warga.

Mungkin penyusun kebijakan maupun hakim Mahkamah Konstitusi berdelusi, bahwa agama yang mereka peluk adalah agama paling superior, karenanya nama agamanya perlu dicantumkan dalam KTP.

Umat AGAMA DOSA namun Berdelusi sebagai Kaum Paling Superior, PENDOSA PENCADU PENGHAPUSAN DOSA

Apa jadinya, seekor “CACING” berdelusi bahwa dirinya adalah “NAGA YANG PERKASA”? Itulah, kaum yang merasa dirinya sebagai paling “superior”, namun “DELUSIF”.

Umat agama samawi alias para PENDOSA PECANDU PENGHAPUSAN DOSA, sejatinya merupakan kasta paling rendah, hina, busuk, buruk, dangkal, kotor, dan tercela—namun berdelusi sebagai kaum paling superior.

Menurut Anda, apa jadinya bila kaum dari kasta budak, meledek kaum dari kasta bangsawan sebagai “miskin”? Yang “konyol” disini, siapakah?

Allah KALAH SAKTI Dibanding Buddha, Tuhan MAHA KERDIL Agama Samawi Vs. Kekuatan Buddha dalam Alam Semesta

Dimana letak “maha kuasa”-nya, bila Tuhan butuh perantara “lidah” bernama nabi, yang dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai “the messenger”?

Disini, kita akan memandangnya dari dua sisi. Pertama, untuk berkomunikasi dengan umat manusia, Tuhan butuh Nabi—alias sang nabi memonopoli lidah Tuhan.

Kedua, untuk berkomunikasi dengan Tuhan, umat agama samawi butuh seorang Nabi. Sehingga, doa-doa para umat agama samawi selama ini, tidak ada satupun yang tersampaikan kepada Tuhan.

OMONG KOSONG Umat Kristiani, Hanya Pandai BERSPEKULASI dan MENCANDU PENEBUSAN DOSA

Ada umat kristen yang membuat komentar dalam channel youtube kami:

ini channel sakit hati atau apa ya??...kenapa terkesan menyerang keyakinan umat Kristen ,bukan umat Hindu, budha, konghuchu??..atau Islam??..ada apa dengan anda pemilik channel??

Oke sekarang saya cuma mau tanya begini?..

1.Apakah anda penganut Buddhist?

2. Apakah dalam budhist ada ajaran bahwa manusia terlahir sudah berdosa?...

3. Bagaimana ajaran Budhist apakah ada penghakiman di hari kiamat?

4.  Bagaimana orang budha yang berdosa dapat menghapuskan dosa dosanya? bagaimana atau apa yang dilakukan

5 Apa tujuan hidup dari manusia dalam budhist..

6.Apakah budha mengajarkan anda untuk membenci atau mengkritik ajaran umat agama lain??

7  Siapa manusia pertama yg diciptakan menurut Budha?

8. Apakah Budha berfikir bahwa dirinya dapat menyelamatkan dirinya dari neraka dengan hanya berbuat baik terhadap orang lain?

Mohon dijelaskan. satu persatu sesuai pertanyaan saya

Terima kasih atas perhatiannya.

KRIMINAL PSIKOPAT EGOISTIK yang Disembah dan Ditiru oleh para Umat Agama Samawi, IBRAHIM / ISMAIL Menyembelih Anak

Di mata kawanan orang jahat, rekan / kawan jahatnya yang berhasil berbuat kejahatan besar, akan dipuji dan dikatakan sebagai hebat, dan memberinya penghormatan karena telah membuat “prestasi” besar.

Orang jahat, menurut Sang Buddha, ibarat “orang buta”, yang tidak mampu membedakan mana yang buruk dan mana yang baik, mana yang terpuji dan mana yang tercela.

Anda tahu, bagaimana sejarah cikal-bakal praktik jahat semacam PESUGIHAN?

PESUGIHAN, bukanlah WHITE MAGIC, namun BLACK MAGIC. Atas dasar apakah?

Keajaiban Dibalik Memahami bahwa “Hidup adalah DUKKHA”, Mengakuinya Bisa Meneduhkan dan Menyejukkan Batin

Tidak banyak orang yang menyangka, bahwa dengan mengakui bahwa “hidup adalah DUKKHA”, mampu membuat hidup kita setidaknya lebih damai, sejuk, teduh, dan tenteram—tanpa lagi dikuasai oleh kegelisahan tanpa ujung pangkal.

Dogma sebaliknya, yang diajarkan oleh agama samawi, bahwa “hidup adalah NIKMAT”, justru ibarat “menyiram bensin ke dalam bara api yang sedang menyala” atau ibarat “meminum air laut untuk melepaskan dahaga”.

Untuk mencari obat “pelipur lara”, bukan dengan memungkiri kenyataan dan realita yang mengikat seluruh makhluk yang masih terkondisikan, yakni hukum mengenai segalanya ialah : selalu berubah, dukkha, dan tiada inti diri.

Agama yang OPTIMISTIK Vs. Agama yang PESIMISTIK, Peluk yang Mana? Orang Cerdas Pilih Agama OPTIMISTIK

Agama yang OPTIMISTIK mengajarkan, setiap orang yang baik dapat masuk surga, tanpa terkecuali, sekalipun Ateis.

Sebaliknya, agama yang PESIMISTIK mengajarkan, hanya seorang “PECANDU PENGHAPUSAN DOSA” dan yang “menggadaikan otaknya demi iman setebal tembok beton yang tidak tembus oleh cahaya ilahi manapun”, yang memonopoli surga.

Mengapa ada orang yang justru memilih memeluk agama yang PESIMISTIK?

That is What is Called MENTAL POWER. Inilah yang Disebut sebagai KEKUATAN MENTAL

HERY SHIETRA, That is What is Called MENTAL POWER. Inilah yang Disebut sebagai KEKUATAN MENTAL

Even though we find disappointment in life,

But we do not escape into intoxicating liquor.

That is what is called mental power.

Even though we are treated badly by others,

But we do not participate in treating ourselves badly.

That is what is called mental power.

Bahagia dalam Keindahan “KAFIR LIFESTYLE”. KAFIR Vs. PENDOSA PECANDU “PENGHAPUSAN DOSA” Bernama Muslim

Memuliakan Tuhan, adalah dengan cara menjadi manusia yang mulia—bukan dengan menjadi seorang “pendosa penjilat penuh dosa” yang mencandu “PENGHAPUSAN DOSA”.

Bung, hanya seorang PENDOSA, yang butuh “PENGHAPUSAN DOSA”.

Jadilah umat “Agama SUCI” ataupun “Agama KSATRIA”, jangan menjadi umat pemeluk “Agama DOSA” yang mempromosikan “PENGHAPUSAN DOSA” (bagi PENDOSA, tentunya) alih-alih mengkampanyekan gaya hidup higienis dari dosa.

Menjadi Kafir, adalah “berkah / anugerah terbesar”. Atas alasan apakah?

Makna HIDAYAH : Dari Semula Toleran menjadi INTOLERAN, HAUS DARAH, dan MENCANDU PENGHAPUSAN DOSA (bagi PENDOSA, Tentunya)

Apa yang dimaksud dengan “hidayah”?

Mengapa kaum muslim, begitu delusif dengan merasa dirinya merupakan kaum paling superior, yang berhak menghakimi kaum lain seakan “polisi moral” yang sudah “bermoral”?

Faktanya, mereka merupakan PECANDU “PENGHAPUSAN DOSA”—sekalipun, hanya seorang PENDOSA yang butuh PENGHAPUSAN DOSA—yang terlampau pemalas untuk menanam benih-benih Karma Baik dan disaat bersamaan terlampau pengecut untuk bertanggung-jawab atas perbuatan-perbuatan buruk mereka sendiri, alias kasta paling rendah, hina, kotor, tercela, buruk, busuk, ternoda, dan dangkal.