Umat Agama Samawi mencari Justifikasi Kekotoran Batin yang Mereka Pelihara Lewat Jargon Klise : TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA
Kata Siapa Tidak Ada Manusia yang Sempurna? Cobalah
Anda Cari Setitik Noda Cacat pada Ajaran maupun Perilaku Kehidupan Sang Buddha
Adalah agama yang pesimistik, yang mengajarkan bahwa manusia tidak perlu berlatih dan berjuang dalam disiplin diri dan kontrol-diri yang ketat, semata karena umat manusia telah “dikunci” lewat dogma “tiada manusia yang sempurna”, sekalipun agama samawi menyebutkan bahwa manusia dilahirkan seputih kertas putih tanpa noda. Itu sekaligus menjelaskan, bahwa tiada ada tokoh yang suci dalam agama samawi, tidak terkecuali rasul / nabi yang mereka junjung. Lalu, pertanyaan terbesarnya ialah, mengapa manusia kemudian tumbuh dewasa menjadi penuh noda karakter dan cela perilaku? Paradigma dogmatis agama-agama samawi berkebalikan dari Buddhisme, yang mengemukakan bahwa kelahiran adalah akibat manifestasi kekotoran batin yang tersisa dari kehidupan lampau (past life defilements), dimana hanya lewat praktik disiplin diri, barulah kekotoran batin dapat dikikis secara gradual hingga habis tanpa sisa menuju kesempurnaan—kekebasan sempurna dari kekotoran batin, sehingga memutus belenggu rantai karma (break the chain of kamma), karenanya tiada lagi kelahiran kembali.