Sekalipun dunia ini tidak
sempurna dan penuh cacat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun Planet Bumi penuh
bopeng dan bencana alam,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun alam semesta tidak sempurna
dimana lebih banyak planet yang mati,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.
Sekalipun dunia manusia penuh
sampah masyarakat maupun penyakit sosial,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun tubuh manusia tidak
sempurna dan penuh cacat genetik maupun cacat perilaku,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun manusia tidak
sempurna dan penuh cacat sifat maupun buruk wujud tubuh ataupun wajahnya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang-orang baik
kerap bernasib buruk,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang-orang jahat
justru kerap lebih beruntung nasib hidupnya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun negeri kita begitu
abrsurd dan penuh kejahatan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun bangsa kita begitu
konyol dan penuh penjahat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kehidupan tidak
memuaskan dan penuh derita,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun rumah sakit tidak
pernah sepi dari pasien yang berkunjung untuk berobat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun rumah duka tidak pernah
sepi dari sanak keluarga alrmarhum yang meratap sedih,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun rambut pasti akan memutih
dan kulit mengeriput,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun bayi yang
dilahirkan pasti akan mati cepat atau lambat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak tumbuhan
beracun yang berbahaya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak hewan
beracun dan tidak berguna yang hanya pandai mengganggu,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita tidak pernah
meminta untuk dilahirkan ke dunia ini,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun bila boleh memilih (maka)
kita akan memilih untuk tidak pernah dilahirkan ke dunia ini,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun dunia peradilan
tidak pernah adil ataupun berjalan secara ideal,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun langit dan bumi
tidak pernah ramah terhadap penduduknya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak “iblis
berbulu malaikat” memangsa korban,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun setiap harinya
perut menuntut untuk diberi makan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun setiap harinya kita
diperbudak oleh kondisi dimana kita harus rutin mandi membersihkan badan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun apa yang selama
hidup kita kumpulkan tidak dapat dibawa mati,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun ratap-tangis dan
tetesan air mata selalu menghantui sepanjang hidup kita,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita pernah menjadi
korban “tabrak lari” ataupun warga bermental preman,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita berpisah dengan
orang-orang yang kita kasihi dan cintai,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita berkumpul dengan
orang-orang yang kita benci dan tidak sukai,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun ketimpangan ekonomi
semakin timpang dan bersenjang lebar,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun si miskin semakin
miskin dan kian melarat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita tidak dapat mempertahankan
segala sesuatunya untuk tetap kekal adanya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun Tuhan tidak perlu
menciptakan iblis ataupun membiarkannya berkeliaran,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak makhluk
halus yang jahat berkeliaran dan mengganggu hidup manusia,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun para dewata lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dan membiarkan manusia
menderita,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kelahiran kembali
kita menyerupai “never ending stories”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun lebih banyak masyarakat
kita yang dungu namun merasa paling benar dan paling pandai,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita sudah kenyang “dihakimi”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun bangsa kita masih
tergolong tiarap IQ-nya (terlebih SQ maupun EQ),
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak kejahatan
yang dilakukan oleh warga masyarakat kita yang tega menyakiti sesama anak
bangsa namun disaat bersaman menjadi “pahlawan kesiangan” terkait isu global,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun lebih banyak orang
yang makan makanan yang tidak enak,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun hanya sedikit orang
yang bisa memakan makanan yang enak,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun makanan yang enak
seringkali adalah makanan yang tidak sehat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun tubuh ini cenderung
mengalami rasa sakit,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun jiwa ini selalu diliputi
keresahan dan kegelisahan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun keadilan serasa
begitu jauh dan mahal dari jangkauan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kebenaran hanya
dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun praktik monopoli
usaha dan kartel harga begitu menjamur,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak konsumen
yang diperdaya oleh pelaku usaha yang tidak etis berbisnis,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak polisi kita
yang justru bermental kriminil,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun banyak diantara hakim
kita yang lebih patut dijadikan pesakitan di persidangan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita mengalami
kondisi “maling teriak maling”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun bersengketa di pengadilan
artinya Anda harus siap dikalahkan oleh mafia hukum serta kehilangan sebuah
mobil meski awalnya hanya kehilangan seekor sapi,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita menjadi korban
bahkan hingga kriminalisasi,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun lebih banyak orang
yang tidak sedap dipandang,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun hanya ada sedikit
orang yang sedap dipandang,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun gunungan sampah berserakan
di berbagai sudut jalanan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kondisi hutan kita
kini telah banyak yang gundul dan berlubang akibat tambang,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langi.
Sekalipun kerusakan alam,
udara, dan lautan sudah begitu memprihatinkan dan mengkhawatirkan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun lingkungan alam
maupun pemukiman kita begitu tidak ramah terhadap mereka yang berkebutuhan
khusus,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun dunia ini tidak
pernah kekurangan kalangan penipu,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun dunia ini tidak
pernah kekurangan kalangan pembohong dan pendusa,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun sepanjang tahunnya para
manipulatif dan hipokrit menjadi pejabat dan penguasa negeri,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun para preman pasar
maupun preman kerah putih merajai jalanan dan berkeliaran di setiap ruas jalan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun dunia ini lebih
banyak diisi dan dihuni oleh kalangan “pendosa penjilat penuh dosa”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kalangan suci dan
ksatriawan hampir punah dari dunia ini,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang baik selalu
tidak pernah dihargai oleh orang lain,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun menjadi orang baik
justru ibarat melawan arus,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun menjadi orang baik
selalu membuat kita meneteskan air mata,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun menjadi orang jujur
membuat kita tersingkir dan tersisihkan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun sungguh sulit
mencari orang yang bertanggung-jawab di negeri kita,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun kita sering menjadi
korban “putar balik fakta”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun alam surgawi lebih
banyak diisi para kalangan pendosa yang pandai menjilat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun Tuhan begitu
menyerupai diktator atau raja lalim yang senang dipuja-puji oleh penjilat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun Tuhan digambarkan
begitu senang mengancam-ancam sehingga ditakuti oleh manusia,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun bencana alam
disebut sebagai “the act of God”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang baik
dimasukkan ke neraka hanya karena tidak bersedia menggadaikan jiwanya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang jahat justru
panjang umur,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang baik hidupnya
tertindas dan kerap dijadikan “mangsa empuk”,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun dunia ini sebaiknya
dimusnahkan saja sepenuhnya dan tidak pernah ada sama sekali,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun skor pertandingan
bola ditentukan dan disetir hasilnya oleh bandar,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun neraka tidak pernah
perlu diciptakan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun sifat buruk manusia
tidak perlu diciptakan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun Tuhan sendiri penuh
kekotoran batin selayaknya manusia yang masih bisa marah dan merasa tidak suka
ataupun haus pujian,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun umat manusia sudah dicoba-cobai
oleh Tuhan bagaikan kelinci percobaan sekalipun umur umat manusia sudah setua
usia Planet Bumi ini,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun manusia dicobai
hingga tewas,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun tanpa dicobai sekalipun
hidup ini sudah cukup berat dan meletihkan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun manusia hanya
dijadikan pion saat Tuhan mencobai seorang wanita yang diperkosa lalu sang manusia
pion dijebloskan ke neraka,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun manusia bisa gagal
ketika dicobai oleh Tuhan yang dampaknya fatal,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun Tuhan adalah tidak
sempurna dan penuh cacat karena ciptaannya juga jauh dari sempurna,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun adanya manusia
jahat artinya mencoreng nama sang pencipta si manusia jahat,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun manusia jahat yang
semestinya mati namun ternyata tidak mati-mati juga,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun orang baik
semestinya hidup makmur dan bahagia namun ternyata bernasib malang dan
tertindas,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun manusia dilahirkan
lengkap dengan kekotoran batin,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun setiap individu
dijerat oleh rantai belenggu karma dan tumimbal lahir yang tidak berkesudahan,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
Sekalipun umat manusia diperbudak
oleh otoriter yang bernama Tuhan yang tergila-gila dijilat bokongnya,
Tetap saja Tuhan dipuja-puji
setinggi langit.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.