Sebuah Puisi Mengenai Bangsa Penjilat

HERY SHIETRA, Sebuah Puisi Mengenai Bangsa Penjilat

Sekalipun dunia ini tidak sempurna dan penuh cacat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun Planet Bumi penuh bopeng dan bencana alam,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun alam semesta tidak sempurna dimana lebih banyak planet yang mati,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun dunia manusia penuh sampah masyarakat maupun penyakit sosial,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun tubuh manusia tidak sempurna dan penuh cacat genetik maupun cacat perilaku,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun manusia tidak sempurna dan penuh cacat sifat maupun buruk wujud tubuh ataupun wajahnya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang-orang baik kerap bernasib buruk,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang-orang jahat justru kerap lebih beruntung nasib hidupnya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun negeri kita begitu abrsurd dan penuh kejahatan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun bangsa kita begitu konyol dan penuh penjahat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kehidupan tidak memuaskan dan penuh derita,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun rumah sakit tidak pernah sepi dari pasien yang berkunjung untuk berobat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun rumah duka tidak pernah sepi dari sanak keluarga alrmarhum yang meratap sedih,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun rambut pasti akan memutih dan kulit mengeriput,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun bayi yang dilahirkan pasti akan mati cepat atau lambat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak tumbuhan beracun yang berbahaya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak hewan beracun dan tidak berguna yang hanya pandai mengganggu,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita tidak pernah meminta untuk dilahirkan ke dunia ini,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun bila boleh memilih (maka) kita akan memilih untuk tidak pernah dilahirkan ke dunia ini,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun dunia peradilan tidak pernah adil ataupun berjalan secara ideal,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun langit dan bumi tidak pernah ramah terhadap penduduknya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak “iblis berbulu malaikat” memangsa korban,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun setiap harinya perut menuntut untuk diberi makan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun setiap harinya kita diperbudak oleh kondisi dimana kita harus rutin mandi membersihkan badan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun apa yang selama hidup kita kumpulkan tidak dapat dibawa mati,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun ratap-tangis dan tetesan air mata selalu menghantui sepanjang hidup kita,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita pernah menjadi korban “tabrak lari” ataupun warga bermental preman,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi dan cintai,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita berkumpul dengan orang-orang yang kita benci dan tidak sukai,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun ketimpangan ekonomi semakin timpang dan bersenjang lebar,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun si miskin semakin miskin dan kian melarat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita tidak dapat mempertahankan segala sesuatunya untuk tetap kekal adanya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun Tuhan tidak perlu menciptakan iblis ataupun membiarkannya berkeliaran,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak makhluk halus yang jahat berkeliaran dan mengganggu hidup manusia,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun para dewata lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dan membiarkan manusia menderita,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kelahiran kembali kita menyerupai “never ending stories”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun lebih banyak masyarakat kita yang dungu namun merasa paling benar dan paling pandai,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita sudah kenyang “dihakimi”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun bangsa kita masih tergolong tiarap IQ-nya (terlebih SQ maupun EQ),

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak kejahatan yang dilakukan oleh warga masyarakat kita yang tega menyakiti sesama anak bangsa namun disaat bersaman menjadi “pahlawan kesiangan” terkait isu global,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun lebih banyak orang yang makan makanan yang tidak enak,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun hanya sedikit orang yang bisa memakan makanan yang enak,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun makanan yang enak seringkali adalah makanan yang tidak sehat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun tubuh ini cenderung mengalami rasa sakit,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun jiwa ini selalu diliputi keresahan dan kegelisahan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun keadilan serasa begitu jauh dan mahal dari jangkauan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kebenaran hanya dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun praktik monopoli usaha dan kartel harga begitu menjamur,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak konsumen yang diperdaya oleh pelaku usaha yang tidak etis berbisnis,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak polisi kita yang justru bermental kriminil,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun banyak diantara hakim kita yang lebih patut dijadikan pesakitan di persidangan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita mengalami kondisi “maling teriak maling”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun bersengketa di pengadilan artinya Anda harus siap dikalahkan oleh mafia hukum serta kehilangan sebuah mobil meski awalnya hanya kehilangan seekor sapi,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita menjadi korban bahkan hingga kriminalisasi,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun lebih banyak orang yang tidak sedap dipandang,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun hanya ada sedikit orang yang sedap dipandang,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun gunungan sampah berserakan di berbagai sudut jalanan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kondisi hutan kita kini telah banyak yang gundul dan berlubang akibat tambang,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langi.

Sekalipun kerusakan alam, udara, dan lautan sudah begitu memprihatinkan dan mengkhawatirkan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun lingkungan alam maupun pemukiman kita begitu tidak ramah terhadap mereka yang berkebutuhan khusus,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun dunia ini tidak pernah kekurangan kalangan penipu,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun dunia ini tidak pernah kekurangan kalangan pembohong dan pendusa,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun sepanjang tahunnya para manipulatif dan hipokrit menjadi pejabat dan penguasa negeri,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun para preman pasar maupun preman kerah putih merajai jalanan dan berkeliaran di setiap ruas jalan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun dunia ini lebih banyak diisi dan dihuni oleh kalangan “pendosa penjilat penuh dosa”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kalangan suci dan ksatriawan hampir punah dari dunia ini,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang baik selalu tidak pernah dihargai oleh orang lain,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun menjadi orang baik justru ibarat melawan arus,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun menjadi orang baik selalu membuat kita meneteskan air mata,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun menjadi orang jujur membuat kita tersingkir dan tersisihkan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun sungguh sulit mencari orang yang bertanggung-jawab di negeri kita,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun kita sering menjadi korban “putar balik fakta”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun alam surgawi lebih banyak diisi para kalangan pendosa yang pandai menjilat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun Tuhan begitu menyerupai diktator atau raja lalim yang senang dipuja-puji oleh penjilat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun Tuhan digambarkan begitu senang mengancam-ancam sehingga ditakuti oleh manusia,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun bencana alam disebut sebagai “the act of God”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang baik dimasukkan ke neraka hanya karena tidak bersedia menggadaikan jiwanya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang jahat justru panjang umur,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang baik hidupnya tertindas dan kerap dijadikan “mangsa empuk”,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun dunia ini sebaiknya dimusnahkan saja sepenuhnya dan tidak pernah ada sama sekali,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun skor pertandingan bola ditentukan dan disetir hasilnya oleh bandar,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun neraka tidak pernah perlu diciptakan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun sifat buruk manusia tidak perlu diciptakan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun Tuhan sendiri penuh kekotoran batin selayaknya manusia yang masih bisa marah dan merasa tidak suka ataupun haus pujian,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun umat manusia sudah dicoba-cobai oleh Tuhan bagaikan kelinci percobaan sekalipun umur umat manusia sudah setua usia Planet Bumi ini,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun manusia dicobai hingga tewas,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun tanpa dicobai sekalipun hidup ini sudah cukup berat dan meletihkan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun manusia hanya dijadikan pion saat Tuhan mencobai seorang wanita yang diperkosa lalu sang manusia pion dijebloskan ke neraka,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun manusia bisa gagal ketika dicobai oleh Tuhan yang dampaknya fatal,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun Tuhan adalah tidak sempurna dan penuh cacat karena ciptaannya juga jauh dari sempurna,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun adanya manusia jahat artinya mencoreng nama sang pencipta si manusia jahat,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun manusia jahat yang semestinya mati namun ternyata tidak mati-mati juga,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun orang baik semestinya hidup makmur dan bahagia namun ternyata bernasib malang dan tertindas,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun manusia dilahirkan lengkap dengan kekotoran batin,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun setiap individu dijerat oleh rantai belenggu karma dan tumimbal lahir yang tidak berkesudahan,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

Sekalipun umat manusia diperbudak oleh otoriter yang bernama Tuhan yang tergila-gila dijilat bokongnya,

Tetap saja Tuhan dipuja-puji setinggi langit.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.