SENI PIKIR & TULIS
Ketika masih Minoritas, PLAY INNOCENT yang Menuntut Diberi Toleransi dan Menikmati
Kebebasan Beragama dan Beribadah. Namun, ketika Mereka telah menjadi Mayoritas,
justru Membumi-Hanguskan Toleransi antar Umat Beragama yang Dahulu Mereka Nikmati
dan Tuntut untuk Diberikan. Pola yang Sama Selalu Berulang, Peta Sejarah
Bahaya Dibalik STANDAR GANDA, Standar Berganda yang Sarat Konflik Kepentingan
Hukum tumpul ke mayoritas, dan hukum tajam ke minoritas, itulah cerminan budaya beragama di Indonesia serta dalam praktiknya yang kian hari kian mengkhawatirkan karena menampilkan wajah intoleran. Hampir setiap kali pemuka agama / penceramah agama Islam berceramah di Masjid, lengkap dengan pengeras suara eksternal sehingga “saksi telinga”-nya bukan hanya penulis seorang, bahkan juga suara pembacaan ayat-ayat kitab agama mereka menyeruak masuk ke dalam toilet kediaman rumah-rumah warga termasuk memenuhi tong sampah, selama bertahun-tahun lamanya, selalu saja mengumbar ujaran kebencian dan penuh permusuhan (hate speech) dengan menyebut-nyebut nama Yahudi dan Nasrani secara tidak hormat dan tidak patut. Gaibnya, tidak satupun dari mereka yang dipenjara sebagai pelaku penistaan agama, namun jangan tanya bila terjadi yang sebaliknya.